Membincangkan pelestarian air
takkan bisa lepas dari membincangkan manusia sebagai pemeliharanya. Air dan
manusia, keduanya adalah bagian dari lingkungan itu sendiri. Malah, Bapak St.
Munajat Danusaputra telah menjelaskan bahwa manusia dan benda-benda di sekitarnya
saling berkaitan satu sama lain. Segala sesuatu saling membutuhkan dan
melengkapi.Air telah menjadi kebutuhan krusial bagi manusia, bahkan peribahasa
"sayur tanpa garam itu gak enak" sudah tidak komparatif lagi
untuk perbandingan air ini. Maksudnya, saking benar-benar dibutuhkannya
air ini bagi kita sebagai manusia. Menjelang subuh, ummat muslim mengawali
paginya dengan wudlu. Sejenak kemudian, petani bersiap ke sawah merawat padi,
butuh irigasi. Agak siang sedikit, para ibu mencuci baju. Saat di sekolah,
murid-murid pun kehausan dan butuh air. Begitu pula pada sudut pekerjaan yang
lain. Dapat dibayangkan jika pada suatu pemukiman luas dengan penduduk banyak,
kebutuhan air pun semakin tinggi.
Sebenarnya, yang kita gunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air tanah. Itu lho, yang
keluar dari sumur bor atau sumur gali. Siklus air tanah sangatlah kompleks.
Bermula dari resapan air hujan, terkumpul dalam tempat yang besar yang
dipengaruhi gravitasi -aquifer, hingga membentuk aliran air tanah.
Kondisi air tanah dipengaruhi
oleh keadaan lingkungan. Jika kebutuhan terhadap air terus meningkat tanpa
dibarengi dengan konservasi air itu sendiri, maka dampaknya akan sangat
berbahaya. Singkat atau laten. Contohnya adalah timbulnya penyakit kulit,
pencemaran air, dan kelangkaan air pada daerah tertentu. Padahal kita tahu
bahwa Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan pepohonan hijau --untuk
resapan air. Manusia sendiri terbentuk atas lebih dari 60% air. Oleh karena
itulah kita membutuhkan konservasi air.
Konservasi bukan hanya berarti
melindungi sesuatu yang langka, namun menjaga apa yang telah dipunya. Seperti
air. Untuk konservasi tentu saja harus dimulai dari hal-hal yang paling kecil.
Dapat dibayangkan jika dua ratus juta penduduk Indonesia melakukan konservasi
kecil namun konsisten, dampaknya akan menakjubkan. Namun, bukan berarti kita
menyepelekan proyek besar untuk konservasi air.
Berikut hal-hal yang dapat
dilakukan untuk konservasi air.
1. Gunakan air secukupnya.
Menggunakan air secukupnya
termasuk mencuci baju secara optimal dan menutup keran yang menetes. Jika tidak
ada keperluan yang begitu penting, hendaknya tidak boros dalam menggunakan air.
Porsi air tanah memang tak sebanyak porsi air asin di dunia. Namun, apabila
kita mampu menjaganya, tentu kita tidak akan kerepotan hanya untuk mencari air
kelak.
2. Membuang sampah pada tempatnya
Negara-negara maju seperti
Jepang telah memiliki sistem pembuangan sampah yang luar biasa. Mereka memilah
kemasan, logo kemasan, plastik basah, dan plastik kering sesuai tempatnya. Dan
TPA negara tersebut bukan di sungai. Hal tersebut patut dicontoh dan
dicanangkan pemerintah. Untuk kita, tentu dengan berusaha semaksimal mungkin
menjaga kebersihan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya. Apabila
terbiasa, akan ada rasa jengah jika membuang sampah sembarangan.
3. Menanam satu pohon
Dengan bertambahnya pohon,
resapan air pun semakin besar. Kuantitas pepohonan juga menjadi faktor
kelangkaan air saat ini. Jikalau tidak mampu menanam satu pohon, maka kita
cukup menjaganya.
Dengan demikian, konservasi
air itu penting. Small acts for great impacts :) !