HANYA
I
Hanya
secangkir teh hangat
yang kau
berikan kepadaku
di tepian
kelas yang berubin abu-abu
kau gundah saat bertingkah aneh di kelas
aku pun
juga
kau
mengeluh tentang pelajaran yang seakan tak ada habisnya
aku pun
juga
Dua buah
mistar
Sejajar
Membentuk bentuk
ini
Menggaris yang
itu
Kau dan
aku masih menghitung angka-angka
Sesekali tertawa
Lantas tersenyum
lebar kala angka kita sama
Dengan apa
yang ibu guru tulis di papan sana
II
Hanya
sepotong roti
Tetapi manisnya
terkecap sampai sekarang
Serupa selai
yang tak luntur diterpa gerimis hujan
Kau berbagi,
berbagi apa saja
Aku heran,
mengapa kamu sebaik itu, mau lebih perhatian
Daripada teman-teman
yang lain
Mungkin itu
yang dinamakan keikhlasan seorang teman
Maaf jika
Waktu seolah
memisahkan kita
Padahal aku
juga diam-diam memisahkan diri darimu
Maafkan aku,
Kawan
III
Hanya sebuah
cerita
Alurnya beranak
pinak hingga kini
Kau dan
aku berbicara tentang ayah tentang bunda
Tentang buku
tentang wisata
Serupa segalanya
Awalnya
hanya, hanya, dan hanya
Padahal dari
situlah kita belajar banyak tentang dunia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar