Ramuan diperoleh pada Juni, 12/ 2012.
Episode hari ini seperti oase di tengah padang
pasir. Apa pasal? Pasalnya adalah ketika penghuni kelas berseragam putih hitam
membuat sedikit ‘keonaran’ di kelas.
Tidak terbayangkan rasanya ketika kelas PPSP tidak
jadi, kemudian kelas ditutup dan lampu
dimatikan. Layar proyektor berubah menjadi biru yang terlihat kelam. Dua anak
manusia berjejeran sambil berebut mic, berbicara seperti sedang on air di
sebuah radio.
“Hai pemirsa,” Sapa Bang Ruhut. “apa kabar Anda hari
ini? Mari kita dengarkan kisah yang berikut ini..”
Dan mulailah Halim melancarkan aksinya, “Malam itu,
aku baru saja memarkir motor Jupiter Mx-ku..”dia berbicara dengan suara
perutnya. Merk motor ini merujuk pada
motor seorang teman yang berada di kelas kami, Imam. Yang dimaksud mesem saja,
tabah merk motornya dicuplik oleh Halim dan Ruhut.
“Lalu, Ya Tuhaaan!..” terdengar jeritan pilu,
menyayat, dan sontak membuat kelas yang gaduh ini sunyi senyap. “.. ada seorang
anak kecil yang tersenyum kepadaku… !!” Cerita lalu berlanjut dengan ending
bergantung (terserah pemirsa). Teman-teman terkikik-kikik, termasuk Puspa juga J
Trust me, sepasang matamu takkan mau untuk tak
memberikan perhatian pada mereka berdua!
Setting kelas yang udah kayak suasana “Uji Nyali”
itu bertambah komplit ketika Bang Ruhut memainkan lagu Lingsir Wingi, sebuah lagu Jawa yang katanya bikin merinding.
Benar-benar jam kosong yang menakjubkan!
Hihihi, beberapa kali Halim menampilkan ekspresi
yang begitu menyedihkan, dan.. berhasil menyedot perhatian kami memang.
Sesi on air radio ini ditutup dengan cukup sukses,
saudara-saudara.
Yo! Acara kemudian berganti dengan Halim yang jadi
motivator a la ESQ. Setting lagu pun berubah menjadi Koi. Halim tetap menjadi the main artist. “Kita masih bersyukur bisa bernapas hari ini. Napas masih
gratis dan Tuhan masih menyayangi kita. Kalau begitu, apa yang telah Anda
berikan kepada Tuhan? Apa? Apa?”
Ada peluru hati nancap ke hati.
Beberapa menit kemudian (seperti episode sinetron
yang dinamis dan bergerak begitu cepat), ada Fadil dan Nasaor yang membawa
gitar. Akhirnya, rame-rame kita bikin karaokean di dalam kelas. Do you believe
that STAY STUDENTS CAN BE MORE CREATIVE
IN THE PASTIME, GUYS? XD.
Sutradara Fadil mencari relawan yang menjadi
vokalis. Dan pilihan akhirnya jatuh kepada Reshita. Dengan perform yang nggak
kalah sama pertunjukan pensi di sekolah-sekolah mereka menampilkan aksinya.
Not just one song, but a lot ! :D
Kami nyanye rame-rame. Kami melepas penat. Melepas galau.
Menghalau lapar. Memperbanyak syukur karena bisa ketemu teman-teman yang nggak
nyangkanya bisa diajak ‘gila’ juga.
Begitulah, saudara-saudara. Menit demi menit kami
lewati bersama dan kelas “otak kiri” ini memulai gaya hidup natural alamiahnya –yang
otak kanan bangeet— dengan sukses. Yeah, we still remember beberapa hari lagi
UTS kok. We remember. And we believe in our God and our capacity.
Eh, ternyata hal-hal yang menyenangkan tidak
berakhir sampai di sini. Saat pelajaran PPN pun kami masih bisa ketawa
gara-gara melakukan tipuan otak.
Caranya nih, ya. Lazimnya kan kalau dosen bilang
gajah, masis harus bilang BESAR dan gerakan tangannya akan membentuk sebuah
lingkaran besar. Kalau dosen bilang semut, masis akan bilang KECIL dengan
gerakan tangan membentuk sebuah lingkaran kecil. Sekarang dibalik. Kalau gajah
tetap bilang besar TAPI gerakan tangannya membentuk lingkaran kecil. Buat semut
juga begitu. Semut itu keciiil (tapi lingkarannya harus gede) Diulang-ulang tuh
sampe ada yang salah. Absolutely permainan ini menelan banyak korban :P. Level
ditingkatkan dengan menambah kadal (pendek tapi tapi tangannya harus terulur
panjang) dan ular (sebaliknya), rumput dan gedung (rendah dan tinggi).
Hmm.. are they confusing? Definitely not! It’s
amusing. You can try this at home.
Can’t do this one? You can ask me. Hehe.
Terketik-ketik dengan sporadis pada 13-6-12. 12.12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar