Observasi di lingkungan sekitar membawaku
pada ujung kesimpulan : Bermimpi aja, jangan takut.. dari sebuah mimpi,
berjalan di jalan mimpi, lalu meraih mimpi. Boleh mimpi yang kecil, boleh mimpi
yang spektakuler.
Bermimpi itu menakjubkan. Apalagi kalo nggak
lupa sama orang-orang tersayang pas ngerajut harapan.
Dosenku bilang, tuliskanlah mimpi itu. Kalo
perlu tempelin di kamar kamu, suatu saat nanti terkabul (dan tetaplah berdoa). Is
it real? Ada kok buktinya J. Teman beliau ‘nempelin’ Negara Belgia di
kamarnya. Berselang waktu kemudian, beneran ke sana, dapat beasiswa. Padahal
cuma nempelin gambarnya thok. Namun
rupanya itu menjadi stimulus juga agar jadi nyata. Allah kan Maha Melihat, Maha
Mendengar, lagi Maha Mengetahui apa saja harapan manusia meskipun manusianya
nggak bilang. Apalagi yang berdoa khusuk, benerr?
Almarhum guru SDku juga bilang kayak gitu.
Beliau dulu nempelin kriteria istri idamannya di lemari kamar. Katanya, suatu
hari nanti, beliau bisa dapet istri yang lolos kriteria itu. Dan setahuku,
beliau memang bahagia dengan istri dan puterinya yang imut, berbelas tahun
kemudian. Beliau juga bilang (seingetku loh ya), waktu perjalanan dari kantor
kecamatan, suatu hari nanti, aku harus bisa nulis nggak hanya lima halaman,
tapi sepuluh ribu kata! (dan ini nggak
ditulis..) Betapa mulianya guruku itu dengan mendoakanku sejak kecil. He was
right to say : I have to. Dulu shock aja,
manyun, nggak kebayang dengan perkataan beliau.. kok tega bener ane disuruh
nulis sebanyak itu.. lima halaman folio aja tulisannya gede-gede dan sering
mandek ide. Udah gitu kalah lagi sama cerpennya murid-murid SD di sekitar
Bangil dan Pandaan sana. SD Plus. Sekarang malah terobsesi. Hehehe.
Dulu, pas masih kecil nan imut, cukup sering
ke rumah paklek. Rumahnya di dekat sawah. Sawahnya dekat jalan raya Pantura.
Jalan rayanya deket kereta api. Jadi, kalau ada kereta api lewat, pandangan
akan benda beroda baja itu nggak akan terhalang. Nggak pernah tahu tuh kereta
api yang lewat itu namanya apa. Sekarang minimal tahu tentang kereta Mutiara
Timur rute Surabaya-Bayuwangi. Dulu ke stasiun cuma naik kereta trayek dekat
untuk pulkam. Sekarang bisa yang trayek jauh. Satu mimpi terkabul. Padahal
nggak pake nulis.. juga nggak berdoa banyak biar dikabulkan. Ah, Tuhan Maha
Baik.
Sekarang, kalo masih KEPO (pengen tahuu aja; penasaran) liat pesawat terbang (parahnya
pas kecil suka minta duit sama pesawat dengan bilang : kapal njaluk duwik’e), dan menuliskannya, apa yang akan terjadi
kelak? Diaminin aja ^^. Soalnya satu mimpi tahun ini udah ada yang terkabul ..
dan ditulis : ketemu wanita sholihah di Bandung. Horee. Kaga nyangka banget.
Padahal pas di sana niat hati mau ke lantai tiga, eh malah ngarah ke lantai
satu dan berujung pada keberuntungan tadi.
Mungkin, itulah the power of Mind.
Sadar
nggak sadar, lama ataupun sebentar, ternyata harapan itu terkabul satu persatu,
ya?:))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar