Macet. Panas. Orang-orang berdesak-desakan.Tak ada yang mau kompromi
Jalan mengular, jalan lurus, jalan berbelok-belok
Diiringi teriakan para pedagang, sesekali juga penjual minuman
Yang pengen jalan kehimpit badan orang, yang pengen keluar, menepi harus bersabar
Pasar
Pertanyaannya, mengapakah bisa sesak sedemikian rupa?
Tapi inilah faktanya :)
manusia tidak hidup sendirian,
siklus ini mungkin takkan berubah
karena seperti inilah kehidupan
tidak bisa protes karena diam-diam kau juga melakukan hal yang sama
Minggu, 05 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ArSIP
-
▼
2012
(69)
-
▼
Agustus
(14)
- Ketupat Sayur, Alhamdulillaah
- Film-film Masa Kecil yang Pernah Saya Tonton
- Namaku si Biru
- setelah berharap lantas terkabul kini merasa terba...
- If stories come to you, care for them. And l...
- Merdeka
- Maki
- WIFI-an di Stasiun
- Perpisahan (Bukan?)
- .... Dia menunggu di pelataran terminal yang l...
- A POEM WITHOUT TITLE
- Sudut Pandang
- Suatu Sore
- seni musik di stasiun
-
▼
Agustus
(14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar