Jumat, 25 Mei 2012

M T D


Tahu tidak? Malang, layaknya kota-kota lainnya, mempunyai tradisi sendiri untuk mengungkap kembali sejarah dalam bentuk festival. Namanya Malang Tempoe Doele, atau yang dikenal dengan MTD (bacanya Em-Te-De). Ini even tahunan. Seperti namanya, festival ini dapat diartikan sebuah acara hiburan, bukan pesta, tapi meriah, karena disuguhi berbagai macam hal. Mulai kesenian sampe jualan (90%). MTD, secara formatif, tentu bertujuan mulia, menguak sejarah kota Malang sendiri. Dan, pemkotnya udah sukses menarik banyak pengunjung ke sini.

Apapun itu, MTD patut diapresiasi. Mm.. soalnya, ribuan anak manusia bakalan berkumpul di sini. Tua-muda, sekolah-ngampus-udahnggaksekolah, dari tukang parkir ampe mahasiswa kedokteran. Seru saat berada di keramaian. Bisa dibayangin nggak, Malang itu udah zona universitas, karena memang banyyak kampus bertaburan. Tentu saja, konsekuensi logisnya adalah ribuan mahasiswa tumpek-bleg di sini. Entah dari Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Kanjuruhan, atau universitas-universitas lainnya. Naah, MTD itu udah populer bagi para mahasiswa di kota Malang. Bisa sebagai hiburan di tengah kesibukan kuliah (FYI, di saat-saat seperti ini mahasiswa cukup diributin persiapan UAS buat dua minggu ke depan. Ada juga yang udah libur), bisa juga silaturrahmi bareng keluarga, nyari makanan, iseng-iseng, naluri pembolang, de el el.

Jalan Ijen, jalan protokol sepanjang seratus meter (LEBIH) di kota Malang ini ditutup sebagai tempat festival selama tiga hari. Dua ruas jalan dipenuhi oleh satu benteng gede di dekat monumen bunga, warung makan, kios-kios, pernak-pernik sejarah, dan kerumunan manusia.

Kalo bosen jalan, ngirit, nggak pengen jajan atau belanja, bisa juga main-main ke Museum Brawijaya atau Perpustakaan Umum Kota Malangnya. Perpusnya oke looh, oke gila. One of the most recommended Perpus. Klo non warga Malang Raya (Batu-Kab. Malang-Kota Malang), biaya administrasinya seratus ribu buat minjem buku dan bakalan dikembalikan klo lulus. Adem, ber-AC. Ribuan buku! Loh ya, cerita perpustakaan jadinya.

Banyak sekali hal yang bisa ditemukan di Malang Tempoe Doele. Yang paling favorit, tentu saja makanan. Yeah, makanan. Mulai dari kerak telor, cilok, jagung bakar, gula-gula, gulali, gudeg, and others. Namanya juga Festival, tentu nggak lengkap klo nggak ada makanannya. Asupan gizinya ngimpor juga dari kota lain, hehe. Ada juga orang-orang yang jualan lukisan, jualan tas-tas batik, jualan baju, melayani jasa naik dokar, de es be. Beberapa institusi juga show off di sini loh : BRI, hotel, restoran (klo penulis nggak lupa) untuk keeksikan mereka tentu saja. Monggo, silahkan dipilih apa yang dimau J.  Hati-hati dengan barang bawaan : hape, uang, dll. Bagi pengidap photoholic bisa tebar blitz kamera di sini. Kalo nyari masjid harus masuk ke Museum  Brawijaya dulu atau ke sekitaran Jalan Kahuripan aja buat sholat..

MTD mengular nggak hanya di Jalan Ijen, tapi sampai masuk ke pelataran Museum Brawijaya. Klo ada acara gede gini yang tak boleh dilewatkan adalah… jasa parkir ! Dua ratus motor nggak ada tempat parkirnya nggak lucu, donks.

Tenang aja.. ada juga kok hal-hal yang benar-benar mengingatkan kita pada Malang yang jadul. Yakni, foto. Iya, foto. Sebagai contoh, ada foto perempatan jalan yang menembus RS. Saiful Anwar- Alun-alun (samping Jalan Kahuripan) yang dulunya masih sederhana dan sepi banget sekarang udah modern dengan Bank BCA dan beberapa rumah makan di sana.

Kostum ke MTD sih bebas, nggak ada yang nyuruh pake ini-itu apalagi  kembenan. Cuma, rata-rata pada suka pake batik kalau ke MTD. Dulu sih, makenya jeans plus baju lengen panjang aja.. wkwkw.

Hmm, festival ini berlangsung pada 24-26 Mei sodara-sodara. Jadi, bagi siapapun yang ingin datang, monggo.. jangan sia-siakan kesempatan studi di Malang dengan nggak mengitari tempat perantauanmu.. yang pengen datang tapi nggak bisa, sabar ya Kaka.. :D



Pengikut