Senin, 30 Desember 2013

ada sesuatu yang tampak lebih penting, padahal sesungguhnya tidak terlalu. 

ada sesuatu yang tampak biasa saja, padahal sejatinya luar biasa tak terhingga

apakah itu?
sumber: detik.com

siapa artis favorit kamu?
kalau dulu saya pernah ngefans sama asmirandah, daniel radcliffe, dan beberapa lainnya (sudah lupa),
sekarang, saya punya jawaban lugas: reza rahadian

kenapa?

sebagai artis berbagai film, dia selalu tampil profesional, dia menyajikan yang terbaik. "all out".

di perahu kertas, finding srimulat, habibie & ainun, test pack ....

yang mengena banget saat jadi habibie

dari peran reza yang satu ini, ada pesan cantik di dalamnya, 
tekuni bidangmu semampumu hingga nggak bermanfaat bagi dirimu sendiri saja, 
tapi juga indonesia!

di situ reza juga romantis, lemah lembut, tapi cerdas nggak ketulungan.

macam suami idaman XD

out of record, saya suka rambutnya yang bergelombang itu, hihi

jadi, saya suka reza-nya atau peran reza-nya ya?
teuing (entahlah), may be both! hehe

apa pun itu, selamat berkarya reza! semoga kapan-kapan bisa ketemu!







nganggur atau kerja?

saya pernah mengalami masa-masa nganggur
dan memang menyenangkan!
nggak ada beban belajar, nggak ada pr apa aja buat besok,
nggak perlu ribut ke sana ke mari untuk persiapan praktikum (misalnya),
nggak harus pulang pergi naik bus hujan-hujan becek nggak ada becak
bisa menekan biaya hidup alias numpang full sama orang tua,
nonton tivi kayak ga ada habisnya,
main kemana-mana bisa aja
dan sebagainya, dan sebagainya

itu sisi enak-nya

nggak enaknya? ada dong :)

tiap hal bisa jadi ada resikonya. orang nganggur itu identik dengan...
nggak ngapa-ngapain, nggak bermanfaat, ongkang-ongkang kaki,
sampai identik banget dengan peran sebagai korban php.
php? kok bisa? bukannya yang nganggur ya yang jadi php orang sekitar?

jadi begini.
ada sebagian manusia yang ditakdirkan untuk melanjutkan sekolah di jalur kedinasan.
katanya sih gampang buat diangkat (bukan diangkat kayak karung beras tapi hehe)
dan memang betul. yang bikin jreng-jreng-jreng adalah
diangkat (minimal dipekerjakan) bisa sampai satu tahun kemudian.
serius!
info ini nih yang nggak kebanyakan dapet sebelum akhirnya memilih di jalan tadi.
dan ujungnya, si pengangguran yang notabene lulusan sekolah tadi biasanya dicelotehin,
"oh, jadi ini ya lulusan X? katanya lulus dikasih kerja? kok sampai sekarang (nyaris setahun, red) masih
nganggur aja?"

emang nyesek ya berasa di-php-in,
padahal sebenarnya nggak gitu juga. setiap sistem ada sebab musababnya
dan seringkali lulusan itu juga nggak ngerti apa jawabannya

berasa curcol :p

sebenarnya, ada yang lebih urgen dari itu.
tentang, kebiasaan mendisplinkan diri bisa ilang salah satunya.
rutin bangun pagi, gosok gigi, makan teratur bisa amblas ditelan bumi
perkara kecil namun sesungguhnya butuh tekad kuat

kadang kala kehilangan semangat bersaing juga
bersaing aktif di kelas, bersaing mencari wawasan baru, bersaing dandan rapi,
intinya mah yang bagus-bagus gitu we

jadi intinya ...
ada hal-hal yang bisa lebih mudah didapat saat nggak nganggur daripada saat nganggur
ada pula hal-hal yang enakan saat nganggur daripada sebaliknya

furthemore,
lagi-lagi harus bersyukur ada di salah satu sisi.
yang udah nggak nganggur masih bisa istirahat di hari minggu, misalnya
yang nganggur bisa total nekunin passion misalnya

nganggur dan nggak, apa pilihanmu?

yang penting tetep bahagia dan bersyukur

*note yang baru lahir setelah berhari-hari hanya dibayangkan






Rabu, 13 November 2013

ada beribu mawar terhampar, menguar, di pelataran kebun yang
menjerat embun
tak mengapa, ya, jika tak kupilih satu, yang mungkin menurutmu itu sangat memesona

ada berjuta warna menarik kornea, menyentuh halus jemari tangan
dengan berbagai corak dan nama
tak mengapa, ya, jika aku lebih memilih merah muda
yang nyalanya tak sekilat mereka

di sini aku, 
memendam gumpal rasa 
yang memilih tak bernama

Senin, 21 Oktober 2013

8102.

do you really want to marry with a unusual girl?
do you want to go to jannaah with her?
do you really want to grow up with books, art, and tax?

nobody hates a hug

nobody hates a hug
he just hides it
nobody hates a hug
he don't want to make it seems too much
nobody hates a hug
he would do it when the right time, comes

RUANGAN BERPENDINGIN

ruangan berpendingin
nomor antrian
dan lelaki berkacamata

aku bertanya,
nomor antrian berapa?

aku berharap (sangat), bisa mengetikkan beberapa
tombol-tombol berisi huruf-huruf dan angka-angka

aku tahu apa yang digenggamnya
gula-gula yang manis
gula-gula yang membantu menghidupi gula-gula

aku tersenyum,
bukan takdirku
lelaki itu berjalan, tapi ke arahku
sempat terbersit untuk bertukar sapa
tapi tak sempat, apa daya

kenangan mulai tersulur
menjerat? ah, tidak
menderitakan aku? buat apa?

lelaki itu mengingatkanku pada lelaki lain
yang pada bulan-bulan sebelumnya biasanya
pergi menemani ke
ruangan berpendingin
nomor antrian
dan kertas-kertas

aku hanya berandai-andai
jika saja lelaki itu di sini
hadir,
aku akan berdiri!
keluar dari meja panjang
mencium pungung tangannya
dan berteriak ke teman-teman
bahwa dia ayahku

ayahku yang selalu
membawa buah tangan
dari kota
tempat ruangan berpendingin udara itu

itu ayahku
yang membantu aku sejak sekolah,
yang wara-wiri mengantarku
dengan konsekuensi yang tak mudah

ayahku,
yang bangga, bahagia, lega luar biasa
saat aku bisa masuk
ke ruangan berpendingin ini

aku menghibur diri
di luar sana ada sejuta warna
pelangi

lelaki berkacamata itu
boleh jadi membuatku sesak hati
tapi
harusnya memberiku arti
bahwa
alur hidup akan terus berjalan
berotasi
bumi

inilah kisah
dari
ruangan berpendingin
nomor antrian
tombol-tombol
dan sebuah kenangan


Sabtu, 07 September 2013

mungkin, sampai esok tak bisa menyamai. tapi, bukan berarti tidak melakukan apa-apa sama sekali.
Aku tahu aku mencintai (kenangan indah) bersamamu
tentang foto tentang senyum anak kecil tentang kursi tua
tentang tangan yang tak jijik mengeluarkan 'limbah' hijau itu
juga tentang sepeda mini yang dikayuh saat aku kelas dua SD

Aku tahu kita ini sama-sama keras kepala
dalam menyuarakan bising hati yang semakin pekak
oleh distorsi yang entah

JELAS, aku juga tahu
aku masih sangat jauh dari kata mengabdi,
mencintai sepenuh hati,

apa karena aku ini masih muda, berkepala dua,
hingga butanya cinta menggelapkan mata
hati

apa aku harus melepas lajang dulu,
merasai duka segala
mengorbankan ke-aku-an
hingga paham yang namanya pengorbanan?

Kuharap tidak.

Aku memang harus belajar,
banyak belajar.
Ah, tidak!
bukan belajar.
kalau sudah ketemu kata belajar, kapan prakteknya?

Aku hanya perlu latihan --sebut saja seperti itu--
setiap hari.

Termasuk memburai segala kesah
dengan gamblang,
jelas,

doakan aku.

Rabu, 28 Agustus 2013

Coba Baca Lagi

Coba baca lagi. Kalau kamu lagi ujian, menghadapi soal pilihan ganda, udah mikir, pikiran sumpek, judek, dkk, dan nggak nemu jawabannya, lompati dulu, lalu baca lagi.

Kalau kamu sedang meresensi, udah menuangkannya dalam sebuah lembar kerja, merasa ada yang kurang, tinggalkan dulu, lalu baca lagi. Meski bentuknya bakal random. 

Because we never know when answer can be get :))

Jumat, 16 Agustus 2013

and they tell us about sadness
far away from here
bad news
and (actually) we should act more
than keep calm
and stay in front of computer

SHOULD.
10 Oktober 2012 – 16 Agustus 2013

Tentu bukan tempo waktu yang sebentar bagi saya, dan juga teman-teman lainnya, untuk 
melupakan segala hal berbau perkuliahan. Yaps, jalan hidup dan sebuah alur yang harus kami ikuti
membuat kami sebagian besar ada di rumah masing-masing, sibuk dengan berbagai 'kesibukan'.

Bebas. Sebuah kata yang tepat bagi kami. 

Saya juga merasa bebas. No tasks. No kuliahs. No presentasis *hehe, maksa, ding*.
Bagaimana rasanya bergelung di antara pahit hidup
Lantas tidak bisa berbuat apa-apa?

Bagaimana rasanya menyimpan ‘belati’ bertahun-tahun
Menunggu untuk dihunjamkan

Dan kauhanya mampu untuk berdesis saja?

Nestapa, tentu saja. 

Usahlah kaupakai pisau untuk menggores hati
Simpanlah ceracau yang mampu menggilas kenangan indah

Sebelum kau bertindak lebih jauh,
lihatlah rekahnya mahkota bunga
dari kuncup yang tertahan
rasakanlah betapa alaminya itu 

Usahlah kaupakai argumenmu
karena kautelah lama tenggelam dalam
segala macam
hipotesismu
sendiri 

Lepaskan ....

Biarkan ....

Karena hidup untuk cinta
dan melihat bintang-bintang di angkasa
merasai sentuhan angin pada layar kapal
juga gemericik hujan pada atap

Betapa
sederhananya


Senin, 12 Agustus 2013

'Surga' Kecil untuk Seorang Penggalau

sumber: bentangpustaka.com


KETIKA TUJUH MURID GENIUS 'MERENOVASI' SEKOLAH



Pada umumnya, para lulusan SMP favorit melanjutkan studi ke SMU yang favorit pula. Apalagi jika berbagai prestasi terbiasa diraih. Hal tersebut terjadi karena berbagai pertimbangan seperti guru-guru yang profesional, fasilitas yang memadai, hingga kompetisi yang sehat. Singkat kata, SMU yang bagus akan meningkatkan kemampuan inteligensia mereka.

Kenyataan di atas tidak berlaku bagi Mujahid, Rifan, Fitri, Dyah, Ambar, Nurul, dan Desti, tujuh anak genius di Jogja. Awalnya, Fitri berinisiatif mengundurkan diri sebagai calon murid SMU Teladan, SMU favorit. Dia lalu mendaftarkan diri ke SMU Bintang Harapan, SMU paling bobrok. Fitri menganggap ketidakadilan terjadi di SMU Murid Teladan dan dia ingin mengubah reputasi buruk SMU Bintang Harapan (hal 5). Keputusan Fitri lantas diikuti enam anak lain (hal 24).

Tidak seperti namanya, keadaan SMU Bintang Harapan jauh dari harapan. Bangunan sekolah suram tak terawat. Guru-guru kurang profesional. Murid-murid pun suka berulah di kelas. Berbagai perlombaan tak diikuti sejak sepuluh tahun terakhir (hal 33).

Demi kualitas pendidikan yang lebih baik, ketujuh anak genius menyusun beberapa rencana (hal 59). Rencana pertama adalah ‘merenovasi’ 10 guru yang bermasalah. Mujahid mengkritisi para guru agar benar-benar tekun mengajar. Rencananya berhasil karena Pak Sugali, salah satu guru yang bermasalah karena suka tidur di kelas, menghentikan kebiasaannya.

Rencana kedua dilanjutkan dengan menghidupkan kembali ekstrakurikuler (hal 97). Sayang, Heri, anak kandung kepala sekolah, menanggapi kebaikan tujuh anak genius dengan culas. Rifan ditantang Heri bermain basket, padahal Rifan lebih jago dalam hal seni.

Mati-matian Rifan belajar basket. Syukurlah, walaupun Rifan kalah, Heru mendukung rencana ketiga mereka, yakni menaklukkan Zeffy si super genius dalam Lomba Sains dan Adu Bakat se-Jogja.

Ambar maju di bidang bahasa Inggris. Fitri berjuang di bidang Fisika. Mujahid mewakili bidang Matematika. Dyah berusaha di bidang bahasa Inggris. Sementara Ambar, Rifan, dan Heru maksimal di bidang Akuntansi, Seni, dan Olahraga. Perlombaan final antara Ambar dan Zeffy berlangsung sangat seru. SMU Bintang Harapan menduduki peringkat kedua.

Tujuh jenius bisa bernapas lega seiring rencana keempat, perbaikan gedung sekolah, terlaksana. Kesan horor SMU Bintang Harapan pun hilang. Tak ada lagi genting yang jatuh setiap harinya.

Inovasi mading adalah rencana kelima yang digawangi Desti. Momen menempel mading menjadi momen paling berharga baginya, karena Mujahid mau bekerja sama. Benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Desti dan Mujahid. Sayang, Fitri tidak terima karena tujuh anak genius telah berjanji, di antara mereka takkan ada satu pun yang salingsuka (hal 223).

Rifan tidak terima atas perlakuan Fitri. Akibatnya, mereka berdua bertengkar. Puncaknya, tamparan Fitri pada Rifan membuat berang yang lain. Persahabatan ketujuh genius retak. Fitri menjadi bulan-bulanan. Padahal, masih ada dua rencana lagi yang harus dilakukan. Menantang sekolah lain dalam lomba dan membina adik sebagai duta lomba. Berhasilkah mereka? Apakah persahabatan yang memburuk dapat membaik kembali?

“Amazing Genius” merupakan novel menarik yang menghadirkan nuansa humor di tiap lembarnya. Tak ada narasi yang berbelit-belit. Dialog mengalir dengan lancar. Komikus Rifan cukup berhasil membuat joke-joke segar, meski dalam beberapa alur terkesan garing. Penulis juga berani mengangkat tujuh orang sebagai tokoh utama.

Bagaimana pun, novel ini tetap dapat dinikmati pembaca yang akan, sedang, dan telah melalui masa SMU. Paling tidak, stigma negatif terhadap sekolah nonfavorit dapat berkurang. Sekolah bukanlah satu-satunya penentu seseorang bertambah pandai atau tidak. Seperti kata Ambar, “Kamu tau, nggak, semua orang pinter bakal menang dengan orang beruntung, bahkan dengan kegeniusan yang sempurna.” (hal 290). Selamat membaca!

Judul: Amazing Genius
Penulis: Komikus Rifan
Penerbit: Ping!!!(Lini Penerbit Diva Press)
Tebal: 332 halaman
Terbit: Cetakan I, Maret 2013
Harga: Rp40.000
ISBN: 978-602-7933-03-3

*dimuat di radarseni.com, 2 Agustus 2013

MENIKMATI KUMPULAN CERITA SANG PUJANGGA



Dalam kesusasteraan Indonesia, keahlian berpuisi Sapardi Djoko Damono tidak perlu diragukan lagi. Bisa dipastikan, masyarakat akan terus mengaitkan namanya dengan puisi “Hujan Bulan Juni”. Ya, bait-bait ciptaannya itu seakan abadi, lekat pada ingatan pembaca.

Ada satu fakta menarik tentang SDD. Selain pandai menulis puisi, beliau ternyata piawai menulis cerita, esai, kolom, artikel, dan terjemahan berbagai karya asing. Mungkin sangat berkaitan dengan latar belakang akademis beliau sebagai guru besar Fakultas Ilmu Budaya UI.

Baru-baru ini, terbit kumpulan cerita SDD berjudul “Malam Wabah” dan “Pada Suatu Hari Nanti.” Kedua judul tersebut sebenarnya dua buku yang digabungkan dalam satu edisi atau satu jilid. Mengapa? Gunanya untuk memisahkan tema yang ada.

“Malam Wabah” merupakan buku berisi 13 kisah, menghadirkan tokoh, alur, beserta konflik cerita –seperti ketentuan penulisan cerita pada umumnya—. Uniknya, para tokoh yang terlibat adalah benda-benda mati, dapat mengisahkan persoalan mereka. Mulai dari rumah-rumah, sepatu tua, hingga dedaunan jeruk purut di atas pagar rumah sepasang suami-istri.

Seperti cerita “Rumah-rumah”. Dikisahkan tiga rumah berdekatan dan bisa berbicara. Rumah Nomor 11 membenci diri sendiri karena tidak bisa memilih pemiliknya. Penghuni rumah pun selalu pulang dan pergi sekehendak hati (hal 2).

Rumah Nomor 13 selalu mengeluhkan keributan sepele keluarga Rumah Nomor 11. Pada dasarnya, dia sebal bukan karena keributan di sana, melainkan status “dikontrakkan” pada dirinya, tetapi belum berpenghuni.

“Saya tidak tahu Saudara siapa, tetapi saya sangat mengharapkan agar Saudara-lah yang nanti mengontrak saya. Saya suka kepada Saudara karena Saudara kadang-kadang membaca cerita pendek —oleh karena itu, tentunya melek huruf, sabar, cerdas, berpengetahuan luas, intelek, hanya saja tidak mampu membeli rumah” (hal 3).

Sementara itu, Rumah Nomor 15 sering berdebat dengan Rumah Nomor 13. Renovasi setengah jadi yang menjadikan rumah itu tak sempurna –dan katanya berhantu—, sering menjadi penyebab olokan Rumah Nomor 13.

Jika cerita-cerita pada “Malam Wabah” terkesan baru, maka “Pada Suatu Hari Nanti” memuat 10 kumpulan cerita atau dongeng lama–baik lisan maupun tulisan— yang ‘dipelintir’ menjadi versi yang lebih berbeda. Mulai dari Ken Arok, Rama dan Shita, hingga Malin Kundang.

Malin Kundang yang kita kenal pasti lelaki miskin yang merantau ke negeri seberang. Sukses sebagai pedagang ditambah memiliki istri cantik membuat Malin lupa pada ibunya sehingga dikutuk menjadi batu.

 Dalam cerita berjudul “Sebenar-benar Dongeng tentang Malin Kundang yang Berjuang Melawan Takdir Agar Luput dari Kutukan Sang Ibu”, Malin tak sepenuhnya anak kurang ajar.

Malin memang dikutuk menjadi batu. Tapi, saat kutukan ibunya mengenai perahu dan para awak, dia lompat ke laut, lantas mencari-cari ibunya di segala tempat agar mendapat permintaan maaf keesokan hari (hal 75).

“Setiap kali pasar bubar, Malin tidak tahu mesti ke mana karena lupa letak rumahnya. Kalau malam turun, Malin duduk di pasar sepi, yang dibersihkan oleh beberapa tukang sampah yang sama sekali tidak pernah memperhatikannya. Ia tetap setia menunggu. Siapa tahu besok-besok ada perempuan yang ikhlas mau mengaku sebagai ibunya dan menerima permintaan maafnya (hal 82).”

Kumpulan cerpen ini tentulah unik. Pembaca disajikan alur cerita berbeda dengan cara bertutur yang tak hanya prosa-prosa, bisa juga hanya kumpulan potongan dialog, namun tetap filosofis.

Kelebihan lain adalah kover menarik dengan lukisan artistik. Kemasan per judul buku dibuat bolak-balik, mengingatkan kembali pada dwilogi Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata.

Ini akan membuat geliat karya sastra semakin semarak di perbukuan tanah air. Apalagi, ciri khas SDD tetap hadir, dengan kalimat-kalimatnya yang sederhana namun puitis.

  
Judul : Malam Wabah & Pada Suatu Hari Nanti
Penulis : Sapardi Djoko Damono
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 88 halaman dan 94 halaman
Terbit : Cetakan I, Juni 2013
Harga : Rp49.000

ISBN: 978-602-7888-40-1

*dimuat di Koran Jakarta, 6 Juli 2013

Minggu, 14 Juli 2013

Utamakan pandangan Allah daripada pandangan manusia … Utamakan pandangan Allah daripada pandangan manusia … Utamakan pandangan Allah daripada pandangan manusia

Kita memang hidup di tengah lautan manusia. Tapi segala yang dilakukan dalam hidup, bukan mutlak untuk mereka. 


Ya Allah, jadikan kami sebagai hamba yang mengutamakan pandangan-Mu. Aamiin

Kamis, 27 Juni 2013

QUOTE #7

Dear, God, put passion on our hand, not in our heart

Because it is just a tool to reach Your love

Buku dan Candu

Saya senang berada di tengah kumpulan buku. Buku-buku yang ditata sedemikian rupa, dipajang di rak-rak, disusun secara vertikal, atau diatur seperti kartu domino sekali pun. Saya jarang jemu di toko buku, meski saat di rumah kaki harus njaremi karena terlalu lama berdiri. Excited. Rasanya melebihi rekreasi di tempat wisata. Apalagi saat kaki terhenti di rak-rak bagian novel. Seperti dahaga yang usai karena bertemu 'oase' sesejuk ini. Lebih indah saat saya memiliki uang untuk --setidaknya-- mengambil satu atau dua keping buku. 

Bahagia memang sederhana, bisa diciptakan dalam situasi apa pun, termasuk ada di antara buku-buku yang merona. "Wajah" mereka bersinar dengan desain sampul yang variatif. Aromanya --aroma buku baru maksud saya-- adalah candu. Candu yang turut membantu kita mengawang ke alam imajinasi, melempar ke pusaran waktu yang berlalu bak sekelebat saja, seiring dengan kita membaca buku itu. Candu yang sekaligus mengawali keinginan saya, untuk memiliki karya sendiri, suatu hari nanti. 

Saya senang berada di tengah kumpulan buku. Kamu?

*

Minggu, 26 Mei 2013

HAN 2013



Rabu, 15 Mei 2013 merupakan hari spesial bagi sebagian murid PAUD dan SD/MI se-Kabupaten Pasuruan. Yap! Dinas Pendidikan Nasional setempat mengadakan Lomba Bina Kreativitas Anak. Lombanya macem-macem. Dari lomba senam, cipta puisi, pidato, peragaan busana, lomba memainkan alat musik, lomba menyanyi, hingga MTQ. Pokoknya, meriah euy. Piala yang disediakan pun banyak banget.


Jika sepuluh tahun lalu tempat lomba diadakan di Kecamatan Kejayan (SDN Seladi) dan Kecamatan Gempol (saya nggak tahu di mana SD-nya), tahun ini diadakan di Kecamatan Tutur. Tutur is one of the coldest place in Pasuruan. Hehe. Letaknya ada di atas sana, di daerah pegunungan. Airnya dingin banget. Kebayang deh berapa kali sehari saya mandi kalau di sana :)).

Lokasi perlombaannya disebar di beberapa tempat. Ada yang di Masjid Kecamatan Tutur, SDN Tutur I, SDN Nongkojajar I, sampai di balai-balai. Saya kedapatan mengiringi teman adik yang unyu-unyu (peragaan busana) di SDN Nongkojajar I. SD-nya rindang, luas, kelasnya adem, bersih, pokoknya nyaman lah. 

Pengin tahu gimana suasananya? Berikut foto-fotonya...

Lomba Senam




Peserta Lomba Peragaan Busana

Kontingen Kecamatan Grati saat Sesi Wawancara. Kebayanya khas Pasuruan loooh!

Pemenang Lomba Peragaan Busana


Sebagian adalah para pemenang Lomba Menganyam


Pemenang Lomba Pidato Bhs. Indonesia & Pemenang Lomba Menyanyi
                         
Sebagian adalah para pemenang Lomba Pantomim

  
                           
Pemenang Lomba Cipta Puisi & Lomba MTQ



Itulah foto-foto yang bisa saya bagi :). Tiap juara satu kategori lomba mendapat kesempatan untuk mengikuti perlombaan serupa di tingkat provinsi. Selamat, ya, untuk para pemenang. Jangan berkecil hati bagi yang kalah. Masa depan masih panjang. Teruslah berprestasi sesuai potensi kalian! Insya Allah we'll found our way ^o^ *kakak-kakak sok bijak hehe.*     

                                     


                             






Rabu, 08 Mei 2013

QUOTE (6)


Writing is like loving someone, 
we have to make it simple

The more we make it complicated
The more we feel desperate heheh 

Really!

Jumat, 03 Mei 2013

QUOTE (5)


Terkadang kita harus merasakan mendung dulu (plus petir menggelegar plus hujan deras yang bikin kita ngumpet seharian di rumah) untuk merasakan sesuatu yang lebih indah. Pelangi, tanaman tumbuh dan berbuah, anak-anak yang berlarian, udara lebih segar, dan secangkir teh manis hangat.

(Based on true story ^3^)

Thank you!

Kemauan


Kita bisa belajar tentang kemauan dari siapa pun, termasuk adik sendiri.

Alkisah, adik terkecil saya suka melihat gambar-gambar di Majalah Bobo. Itu lo, di rubrik “Halamanku”!

Adik saya pun meluangkan waktu untuk mencorat-coret kertas binder saya dengan spidol dan krayon. Biasanya sih, ngeplek. Do you know ngeplek? Gambarnya sama persis seperti yang dikirim anak-anak di Bobo, tetapi tetap menurut versinya sendiri.

Setelah digambar, kertas itu ditulisi biodata pengirim juga. Lalu saya, adik pertama, atau ibu ditodong untuk membaca, meski patah-patah karena kadang nggak ngerti itu huruf apa.

Pada akhirnya, dia sering bilang …
“Kak, pengin banget nih karyaku masuk Majalah Bobo.”
“Ayo, dong … ke kantor pos. Kirimin gambarku …”
“Nanti kirimin, yah, yah …” dengan mimik yang polos, lucu, dan penuh harapan.

Aaaaa. Dulu saya pernah jadi anak kecil. Dan dulu saya (mungkin) juga selugu itu. Alangkah indahnya.

Maka, kemauan adik itu perlu dicontoh.
Dia pengin nembus Bobo, meski aral melintang, meski mungkin nggak sekarang …
Karena dia masih TK kecil …

Yeah, kamu bisa, Dik, kamu pasti bisa!*nada a la Aku Pasti Bisa-nya Citra Scholastika*

Kakakmu juga pasti bisa! ^3^

*Mumul*

Never Stop Learning


Hidup itu never stop learning
Karena hidup itu selalu diisi dengan belajar
Ya, belajar apa saja!
Belajar menghargai (pendapat) orang lain, belajar menyapu dengan bersih, belajar berpikir positif,
belajar menerima keadaan, belajar menata rumah, belajar matematika, belajar geografi
Semuanya proses belajar: dari tidak tahu menjadi tahu
dari belum mampu menjadi mampu

Jadi, belajar itu nggak hanya di sekolah saja
Tapi belajar itu juga nggak hanya di lingkungan non formal aja
Jadinya, balance gitu :)

This is my opinion about learning, which is often connected with education 

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Agak telat sih, heheh
Semoga pendidikan di Indonesia lebih kereen, guru-gurunya lebih sabarr,
murid-muridnya lebih tekun, 
wish ya all the best (mulai mirip ucapan ulang tahun)

Saya bukan penentang sistem pendidikan yg radikal
karena saya pernah mengalami masa-masa paling menyenangkan di sekolah
mempelajari dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan sebagainya
saya hanya berharap pendidikan bukan sekadar angka-angka lagi
tetapi juga tentang moral, kepribadian
tuk menjadi manusia tangguh
sekarang dan masa depan 


Salam hangat, 

Mumul

Senin, 15 April 2013

YUK, GAPAI KESEJAHTERAAN FINANSIAL MASA DEPAN DENGAN ASURANSI SYARIAH!


sumber gambar: voa-islam.com

Kesejahteraan finansial dalam keluarga adalah impian banyak orangtua. Umumnya, kesejahteraan tipe ini hanya diidentikkan dengan pemenuhan berbagai hal di masa sekarang (jangka pendek): makanan; pendidikan; tempat tinggal; dan sebagainya. Padahal, sejatinya, kesejahteraan finansial di masa depan (jangka panjang) tidak kalah penting untuk dicapai: bagaimana pendidikan anak-anak kelak; kapan orangtua akan naik haji; hingga dana untuk hal-hal yang bersifat insidental.

Untuk itu, perencanaan keuangan keluarga harus dilakukan secara seimbang dan bijak. Dalam manajemen praktis, perencanaan keluarga terdiri dari konsumsi, tabungan, investasi, dan asuransi. Konsumsi perlu dipenuhi secara seimbang. Begitu pula dengan tabungan dan investasi. Jangan sampai persentasenya mengurangi penghasilan secara berlebihan.

Lantas, mengapa harus ada asuransi? Asuransi berfungsi sebagai proteksi keluarga atas kejadian tak terduga di masa depan. Asuransi mampu men-cover pengeluaran atas hal-hal insidental seperti kecelakaan, penyakit serius, hingga kematian. Dengan demikian, asuransi sangat penting dimiliki keluarga untuk ketenangan di masa depan.

Faktanya, masih banyak keluarga yang enggan memiliki asuransi dalam rencana keuangan keluarga. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yakni penghasilan yang pas-pasan, usia pernikahan yang masih muda, dan skeptis akan keberadaan asuransi konvensional, khususnya bagi keluarga muslim.

Pada dasarnya, asuransi mengikuti besar penghasilan nasabah dalam jangka waktu tertentu. Diperlukan ekstra kedisiplinan saja dalam menyisihkan uang tiap bulan. Berasuransi pada keluarga usia muda malah lebih baik. Hal ini disebabkan orangtua belum memiliki kebutuhan kompleks bagi anak-anaknya. Fisik orangtua pun masih sangat prima untuk mencari nafkah. Tak kalah penting, asuransi syariah hadir mendampingi keluarga muslim Indonesia.

Ya, asuransi berbasis syariah menjadi solusi berasuransi lebih baik. Dasar yang digunakan lebih jelas, yakni mencegah resiko yang tidak diinginkan (QS. Lukman: 34), saling tolong menolong atau membantu (QS. Al-Maidah: 2), dan melakukan perencanaan untuk masa depan (QS. Al-Hasyr: 18).

Asuransi syariah hadir dengan berbagai kelebihan. Berprinsip tabarru’ atau tolong menolong, dana klaim yang dibayarkan berasal dari iuran para nasabah yang telah disepakati dan diikhlaskan. Dana asuransi diinvestasikan perusahaan pada jenis usaha syariah yang lebih jelas. Keuntungan dana tersebut dibagikan dengan prinsip bagi hasil. Pada intinya, perusahaan asuransi syariah hanya berperan sebagai pengelola dana dan selalu diawasi Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari MUI. Hal tersebut berbeda dengan asuransi konvensional yang berprinsip jual beli, pembagian keuntungan berdasarkan riba, kepemilikan dana secara mutlak, dan tidak adanya kehadiran DPS.

Asuransi syariah menjadi solusi bagi kelarga muslim yang menginginkan kesejahteraan finansial di masa depan. Orangtua lebih tenang saat musibah datang. Anak-anak pun terlindungi secara finansial karena perencanaan keuangan keluarga dilakukan dengan matang.

Yuk, gapai kesejahteraan finansial masa depan dengan asuransi syariah!

*Artikel ini diikutsertakan dalam #ROLomba yang diadakan @BrighterLifeID bekerja sama dengan @republikaonline dengan tema “Asuransi Syariah sebagai Bagian dari Perencanaan Keuangan Keluarga”.

Selasa, 09 April 2013

TUMBUH KEMBANG ANAK LEBIH BERMAKNA SAAT BERKAWAN DENGAN NODA


TUMBUH KEMBANG ANAK LEBIH BERMAKNA SAAT BERKAWAN DENGAN NODA
Oleh: Sri Mulyati




Judul Buku: Cerita Di Balik Noda: 42 Kisah Inspirasi Jiwa
Penulis: Fira Basuki
Penerbit: Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun Terbit: 2013
Tebal: xii + 235 halaman
ISBN: 978-979-91-0525-7
Harga: Rp40.000

Apa yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata “noda”?

Kotor, bau, dan biasa menempel pada pakaian anak-anak. Begitulah yang mungkin Anda jawab. Intinya, noda dipersepsikan sebagai sesuatu yang harus dihindari oleh anak-anak. Noda menjadi pencetus aktifitas super ribet yang ujug-ujug-nya, merepotkan. 

Faktanya, noda tak seburuk itu. Noda itu indah. Noda itu bermakna. Noda ibarat pintu gerbang kreatif anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya. Tak percaya? Buku “Cerita di Balik Noda” karya Fira Basuki adalah jawabannya.

“Cerita di Balik Noda” memuat 42 kisah mengharukan dari 39 penulis Indonesia. Amanat tentang budi pekerti yang luhur sangat kuat di buku ini. Ditulis ulang oleh penulis kenamaan Fira Basuki, cerita-cerita tentang noda menjadi camilan ruhani yang memikat dan bermakna. Seperti judulnya, sebagai “inspirasi jiwa.” Bahasanya sederhana, alurnya mengalir, amanatya tersampaikan. Ketiga ramuan ajaib tersebut sukses membuat saya menitikkan air mata pada cerita pertama.

Minggu, 31 Maret 2013

MILIKILAH EMAS MURAH DAN MUDAH UNTUK MASA DEPAN!


MILIKILAH EMAS MURAH DAN MUDAH
UNTUK MASA DEPAN!
Oleh: Sri Mulyati

Sebuah pepatah mengatakan, “Sedia payung sebelum hujan.” Artinya, kita diminta mempersiapkan sesuatu sekarang untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. Pepatah tersebut sangatlah cocok jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam ranah kebutuhan finansial. Bedanya, di masa mendatang, bukan hanya hal-hal darurat yang harus ditangani, melainkan juga kebutuhan jangka panjang seperti naik haji, menikah, mendapatkan pendidikan, dan menjalankan masa pensiun yang menenangkan.
           
      Mengatur keuangan adalah salah satu kunci mendapatkan kesejahteraan finansial di masa depan. Dibutuhkan perencanaan matang dan kecermatan dalam mengatur keuangan tersebut. Idealnya, uang yang dikeluarkan harus berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan, bukan sekadar tren atau menghambur-hamburkan uang semata. Begitu pula dengan tabungan yang dimiliki. Jangan-jangan tabungan kita tidak bisa “membeli” kebutuhan di masa mendatang karena laju inflasi.

Sabtu, 30 Maret 2013

Tentang Deadline





Tentang Deadline. Deadline itu seperti lap pembalap *kata seorang teman*. Harus ditelateni menjelang detik-detik terakhir. Otak akan ditekan untuk berpikir sampai batas limit. Sering pula menemukan informasi yg lebih mencerahkan daripada sebelumnya. Keep calm and deadline-ing. Heheh :))

Selasa, 19 Maret 2013

KEBAIKAN HATI PENJUAL SATE

sumber: cokelatinridesu.blogspot.com


Saat masih merantau satu tahun lalu, saya ngekos di salah satu rumah di daerah perumahan di Cimahi. Namanya perumahan, jadinya ya seperti perumahan lainnya, nggak terlalu ramai seperti di daerah rumah saya yang hebring oleh suara anak-anak bermain. Tetangga pun hanya satu yang dikenal (ibu-ibu penjual pulsa depan rumah). Masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari sih, sangat terjangkau karena dekat dengan warung retail warna merah-kuning-biru. Toko fotokopi pun hanya berjarak lima puluh-an langkah. Kalau mau belanja pagi, di dekat masjid juga ada.

Yang jadi masalah adalah saat masih lapar di malam hari dan bosan dengan menu tempe (yang digoreng sendiri). Nggak tahu nih, di daerah orang jadi suka makan gini. Hehe. Maka, warung sate di dekat kosan menjadi pilihan. Saya suka sate karena berdaging dengan bumbu kacang yang gurih.

Awal mulanya, saya mengira bapak penjual sate ini dari Madura. Iya, benar sekali ternyata ketika saya bertanya kepada beliau. Karena di sana jarang ada orang yang berbahasa jawa, jadi, dengan bapak inilah saya bisa mengeluarkan unek-unek saya *uhuk. Emang apaan :b. Seringnya si bapak menanyakan jumlah teman kos, biaya kos per bulan, hingga kapan jadwalnya pulang kampung. Lelaki yang kira-kira berumur separuh abad ini ramah pisan, euy. Beliau sendiri tetiba cerita tentang kelima anaknya yang sudah pada besar-besar.

Yang menggembirakan adalah, saya nggak hanya dapat teman ngobrol, tetapi juga sate.

Lah, emangnya beli sate dapat nasi rendang gitu?

Maksudnya, tiap kali saya beli di bapak tsb, saya selalu mendapat sate dengan tambahan entah satu tusuk atau dua tusuk. Pernah tiga tusuk kalau nggak salah.

         Duh, meski nggak banyak banget, perkara jumlah tusuk seperti ini, saya jadi terharu. Harga seporsi tuh Rp8.000,00 (dapat sepuluh tusuk). Saya sering beli separuhnya, dan bapak itu sering memberi tambahan. Dan kadang nggak pakai pemberitahuan. Hati pembeli mana yang nggak terenyuh. Mungkin beliau tahu anak kos-kosan itu serba pas-pasan hidupnya, jadi menghiburnya dengan cara yang seperti ini. Mungkin juga sebagai bentuk sedekahnya bapak ini kepada saya. Walau bagaimanapun, saya terhibur. Apalagi kalau udah laper, galau, pengen nangis kenceng, nggak ada temen curhat, rasanya… speechles. *apaan sih. Makasih atas kebaikanmu, Pak. Semoga Gusti Allah membalas.

          Intinya, bapak penjual sate yang belum diketahui namanya ini sudah memberikan contoh yang baik kepada saya. Hikmahnya, berbagi. Tahu, nggak? Beberapa kali saya dapati beliau dikasih uang lebih sama pembeli. Yang memberi itu biasanya baru pulang kerja. Mungkin mereka salut juga dengan seorang lelaki yang sudah sepuh tapi masih eksis bekerja, mencari nafkah yang halal. 

           Jadi, kalau membahagiakan orang lain, bakal dijamin diri sendiri juga bahagia... 

          Anyway, saya jadi pengin makan sate lagi, nih :) 
           


ArSIP

Pengikut