Kamis, 27 September 2012

Tentang Mata Najwa


Hai, hai. Pernahkah menuliskan sebuah mimpi yang menurutmu keren (dan menurutmu cukup mustahil) lantas mimpimu terkabulkan? Yes I did :D hehe.

Bertempat di Gedung Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), akhirnya saya bisa menyaksikan Najwa Shihab dan Pak Anies Basweddan secara langsung!. Mereka berdua adalah dua tokoh yang ingiin banget saya temui. Acara Mata Najwa bertajuk Kepemimpinan Muda. Uwaaw. Rasanya tuh ibarat sebuah keju yang baru dipanggang. Meleleh. Sebenarnya sih ada Pak Mahfud Md juga. Sayang, saya terlambat ke lokasi tujuan (makanyaa, kalo ada acara off air yang diadakan sama televisi, datang tepat waktu yaa| berbeda dengan jadwal shooting film dengan peran extras)
Najwa Shihab membawakan Mata Najwa dengan sangat baik. Proaktif? Tentu. Cantik? Absolutely. Pintar? nggak usah ditanya ;). Acara ini berlangsung dengan lancar dan sangat meriah. Menghadirkan dua narasumber yakni Bapak Prof. Dr. Mahfud MD, hakim Mahkamah Konstitusi dan Pak Anies Basweddan, Ph.d, pendiri Indonesia mengajar.
Apa aja yang didapat? Berikut intisarinya.
Kata Pak Anies Basweddan, idealisme itu harus dibawa secara bersamaan. Maksudnya, kita harus secara proaktif mencari teman-teman yang sama pahamnya dengan kita itu. Pilihlah teman yang baik agar idealisme tetap utuh setelah kuliah.
Lantas, kita juga tidak boleh memangku tangan begitu saja. Rektor Paramadana yang menjadi Returnee AFS di Wiscounsin, Amerika Serikat tersebut bilang, jangankan di sebuah organisasi yang lebih besar –notabene kampus—, kalau Pak RT saja yang meminta bantuan kita, ya udah bantu aja :)
Ada yang bertanya, “Kenapa ya, Pak, kalau berbicara tentang pimpinan akan berkaitan dengan korupsi?”, maka Pak Anies menjawab, “Kok saya nggak selalu kepikiran kayak gitu, ya? Jangan terbawa arus dengan yang ada sekarang.”
Ada juga yang bertanya bagaimana jika Pak Anies diminta jadi calon presiden 2014. Beliau sih setuju saja, asalkan didukung oleh semua pihak :D

The conclusion are, please don’t stop dreaming and praying and be the best leader. Buat yang ingin menjadi pimpinan skala nasional nih, Indonesia tuh kayak kapal tanker sepanjang satu kilometer. Kalau mau belok, harus diputar kuat-kuat dulu setirnya, baru sembilan kilometer belok. Intinya mah butuh waktu.
Oh, ya. Tentang putusan jangka panjang. Janganlah melulu membaca sejarah, tetapi belajarlah hikmah yang baik darinya. Istilahnya, jangan sampai jatuh terperosok di lubang yang sama. Jangan juga mau hasil yang instan. Bisa jadi kita tidak  bisa menikmati apa yang kita usahakan atau kita lakukan, tetapi generasi selanjutnya yang mendapat kesempatan seperti itu. Asyik, kan? Seperti para pemuda yang melaksanakan Sumpah Pemuda, seperti para proklamator kemerdekaan Indonesia, seperti para reformis.
Acara yang berlangsung tiga setengah jam ini berbagi 10 Blackberry looh. Ane juga pingin sebenarnya, tapi belum rezeki. Ya udah. Bersyukur aja dengan yang udah diterima :D. Ada beberapa tips nih tentang gimana caranya menangin gratisan semacam ini:
-          Usahakan tempat dudukmu di depan. Klo mau ngejawab pertanyaan harus turun dari lantai atas atau bangku paling belakang susah juga.
-          Pake pakaian yang unik atau sesuatu yang mudah diingat. Seperti kacamata, baju warna cerah, dsb.
-          Klo posisi udah pas, jangan malu untuk langsung maju. You are sent not to mbebek to other people.
-          Jika penyelenggara gratisan adalah acara TV, review atau tonton episode sebelumya. Pertanyaannya bisa dari situ. Klo perlu dicatet juga.
-          Pahami betul deh penyelenggaranya. Mungkin dari lagu yang dipakai sehabis acara, dan sebagainya.


Baiklah, sekian dari saya. Semoga bermanfaat.
:)

Malang, 27 September 2012
With love,

M-

Minggu, 02 September 2012

Bagaimana Bisa



Bagaimana kamu bisa menyebutnya jahat
Jika kamu sendiri yang menyibak belukar, memercik api
Gersang, meradang
Hanya karena mendung yang tak kunjung tiba
Dan hujan yang memeluk kesendirianmu

Bagaimana kamu bisa menebaknya dengan hasil absolute : TIDAK!
Sedang kamu sekalipun tak kunjung bertanya
Apa yang terjadi?
Kamu yang terlalu peduli kepada diri sendiri
Kamu mencerca mereka, juga mencerca diri sendiri

Ingatlah ketika
Mereka membawamu ke bukit dengan udara segar
Dengan banyak kupu-kupu
Dan kunang-kunang
Ingatlah saat mereka tak pernah menyibak remah-remah masa lalumu

Bagaimana bisa kamu menyebutnya tak peduli
Jika pelangi memang tak dapat tersibak terkecuali oleh hujan
Bagaimana bisa kamu meminta mereka menjadi malaikat
Sedangkan dosa-dosamu jatuh, berguguran
Menerjang
Menutup jalanan basah dengan bau hujan yang mendamaikan


Sudahlah
Tegakkan kepalamu, Sayang
Rengkuh Kebahagiaan yang melapisimu begitu lama
Yang kamu balut dengan keragu-raguan
Katakan sepenuhnya,
Kamu tak pernah sendiri :)
Katakan terima kasih
atas tiap detik kehadiran mereka



            2 September, 2012

Pengikut