Senin, 30 Januari 2017

MELATI


Suatu pagi, Pemuda mengikuti akad nikah seorang teman SMA.

Ia lalu mengirimkan sebuah foto kepada Pemudi. Foto jepretannya adalah Mbak cantik --teman sekolahnya itu-- yang sedang menerima seserahan dari ibu mertua. Akad sudah dilaksanakan, rupanya.

"Gimana?" tanyanya, via gawai.

Maksud dari pertanyaannya adalah bukan 'gimana hasil fotoku, bagus nggak?' atau 'gimana, udah pengen kayak gitu, nggak?', tapi lebih ke bagaimana busana yang dipakai si Mbak. Dia sedang menanyakan pendapat.

"Lumayan." Pemudi berterus terang, "Cuma aku lebih suka model hijab yang flat di kepala, nggak bervolume."

"Oooh."

"Nanti kembangnya bisa diambil sedikit diam-diam," Pemudi berseloroh. "Katanya biar cepat ketularan."

'Kembang yang mana?"

"Yang dipakai Mbak pengantin."

Sejujurnya, Pemudi baru tahu mitos belakangan dari seorang sahabat. Ia tidak meminta sungguh-sungguh kepada Pemuda, hanya menambah kerjaan. Menguji kemauan.

Satu setengah jam kemudian, sebuah pesan bergambar diterima Pemudi. Dia ternganga. Pemuda benar-benar melakukan apa yang dipesankannya.

"Ya Tuhan, kamu benar-benar serius."

Dan pemuda hanya melempar senyumnya, sebagai balasan.




Pengikut