Jumat, 17 April 2015

Catatan Karyawan #1

Menjadi karyawan memberi kesempatan bagi kita untuk bertemu orang banyak. Dengan datangnya sejumlah customer setiap hari, dan kembalinya mereka --orang yang sama-- pada waktu beberapa lama, ada skill yang terasah. Menghapal wajah mereka satu-satu :D. Mungkin juga udah ada minat dari sononya, jadi perhatian dengan detail segini pun ditangkap mata.

Imaji datang sebelum huruf. Wajah bisa dikenal meskipun nggak tahu nama.

Kalau sudah begini, berasa dunia selebar daun kelor. Ke Car Free Day, ketemu Mbak berambut panjang yang masang headset di telinga (gayanya persis seperti saat dia menunggu antrian). Car Free Day lagi, ada Mbak yang lagi jalan sama rekannya. Ke pusat perbelanjaan, menatap sekilas bapak-bapak yang biasa laporan. Bapak tersebut sedang turun dari elevator bersama istri dan anaknya. Aih, so sweet pisan. Ke toko lain, bertatap muka dengan bapak-bapak yang lainnya (bapaknya sendiri sepertinya agak ngeh, tapi sungkan menyapa -- saya juga :p).

Pernah bertemu. Selalu nggak hapal nama. Nggak pernah nanya juga :D hehe.

Yang asyik itu seperti ini. Saya pergi ke warung kelapa muda bersama seorang teman. Kami ngobrol. Pakai baju bebas, dong, kan nggak lagi ngantor. Waktu itu sudah malam, lepas sholat magriban. Naaah, datanglah bapak-bapak (lain lagi) yang nyamperin. Memori di kepala langsung bekerja. Ini yang biasanya juga ketemu tiap bulan...

"Beli kelapa muda, Mbak?"
"Iya, Pak."

Saya juga yang dongdong. Triggernya pakai acara nanyain kerjaan. Jadi lah bapaknya juga ngobrolin kerjaan. Tapi itu sekali aja. Lain waktu ketemu lagi di tempat yang sama, saya nggak ungkit-ungkit lagi. Kapok. Eh, bapaknya ngomongin itu lagi, pakai ngejanjiin gratifikasi lagi~

"Nanti bos saya mau ke Mbak. Mau ngasih uang 50ribu."

WHAT?? BUAT??

"...Soalnya saya suka ngerepotin Mbak, sih...." (Itung-itung balas jasa gitu)

Setengah nggondok. "Udah kerjaan saya kok, Pak."

Ada kali dua kali ngomong gitu. Jauuh hari sebelumnya, si bos memang pernah juga ketemu saya, bilang hal serupa. "Nanti saya kasih uang, yaa..."

Saya tentu nggak mau. Uangnya sih lumayan buat beli pulsa. Tapi itu kan dari jalan nggak bagus. Harga diri dan idealisme terkoyak huaa :(

Udah. Diem deh. Temen saya nyikut. Kami sama-sama mengerti. Kami biarin apa pun perkataan yang muncul.

Meski ada saat tidak enaknya, serunya juga ada, kok. Pernah makan mie ayam semeja sama bapak (yang lainnya lagi). Bedanya, si bapak nggak nanyain kerjaan saya, tapi menceritakan pengalaman bekerjanya di sini, sunu, dan sanaa. Beda kan, ya? Hehe. Nggak ada gratifikasi pula.

Being an employee makes you have opportunity to ask something about your clients' work, but just in the workday. I'll try not to ask anything about their duty on their free time. I'll try.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut