Sabtu, 18 Agustus 2012

Film-film Masa Kecil yang Pernah Saya Tonton

 *by the way, ini juga postingan jadul. Dimana jumlah follower twitter Sherina belum menembus angka 3jt seperti sekarang :D
 
 
Setidaknya ada dua film –aseli buatan Indonesia—yang membuatku terkagum-kagum. BERAT. Joshua oh Joshua dan Petualangan Sherina. Tidak tahu pasti apakah karena pada saat itu pemikiran a la anak kelas IV SD masih terbatas atau para sineasnyakah –besutan Riri Riza, dkk-- yang memang ajib membuat film universial especially anak-anak itu. Hmm.. kolaborasi keduanya sih ya..
 

Baiklah. Akan kuulang lagi alurnya. Kurang lebihnya begini. Sherina ini harus pindah sekolah karena ayahnya dimutasi kerja. Jadilah keluarga kecil itu –ayah, ibu, dan Sherina- pindah rumah [plus pindah sekolah]. Karena si Sherina ini murid baru, maklumlah ada ledekan-ledekan kecil dari Sadam –diperankan Derby Romero-. Yang katanya inisial M pada nama panjang Sherina itu monyetlah, digojlok-gojlokkinlah, sampe adu keunggulan lewat lagu dingaa…­ --hehe, ini iank namanya sportif. Gak pake hina-hinaan gitu ya kyk anak jaman sekarang..
 
 
Intinya Sadam itu keliatan banget gak sukanya ama Sherina ! sampe akhirnya si Sherina tahu kalo Sadam tuh anaknya baeek banget, kedua orang tuanya saling mengenal, mereka jalan-jalan menuju perkebunan teh, dan akhirnya mereka berdua berusaha meloloskan diri dari kejaran orang jahat, si penculik yang baru saya tahu kalo tokohnya sering tampil di tv “,).
 
 
Eh, ada yang ketinggalan. BOSCHAnya itu looooooo ^^, ayo, siapa yang mau kesana ? –soale aku belum--
Yap! Siapapun dan dimanapun anak-anak Indonesia yang nonton film ini pasti akan terpukau. Hayo, ngaku? Kita gak hanya disuguhi alur yang menegangkan –tentang penculikan—tetapi juga bisa menikmati tayangan visual yang indah. Dari hamparan kebun teh, megahnya laboratorium Boscha, sampai si rusa imut negeri kita –bukan rusa yang ada di opening Twilight kaaan?hehe-
 
 
Btw, tentang pelaku-pelakunya. Sodara-sodara yang remaja pasti sudah tahu betapa eksisnya dua bintang utama itu –Sherina Munaf dan Derby Romero –eh dulunya kayaknya Romeo aja deh—. Sinna Sherina Munaf udah berhasil mengeluarkan albumnya yang PRIMADONA, kemudian lagu Cinta Pertama dan Terakhir, Geregetan, dan Pergilah Kaunya udah ngena banget di kuping kita, belum lagi lagunya yang jadi OST Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi.
 
 
Kita bermain-main
 siang-siang hari senin
tertawa satu sama lain
semua bahagia, semua bahagia. (Kubahagia)
 
 
Jika pembaca adalah pengguna twitter, pasti tahu deh berapa followernya Sherinna dewasa sekarang. 700 ribu lebih, bok!
 
 
Kalo si Derby mah, yang saya tahu udah sukses membintangi Kepompong –yang dikelilingi cewek-cewek cakep itu--, lalu jadian ama sesama public figure –hehe, maklum aku cew jadi tau ginian--, Gelora Asmara dengan Tuhan Tolongnya juga meledak, beserta Love in Perthnya yang kelar dia bintangin di negeri Kanguru sana bareng penyanyi seriosa yang super pintar, Gita Gutawa.


Kalo Joshua oh Joshua… hmm.. pembaca mungkin juga sangat amat hapal alurnya.
 
Dan tahu nggak??
Ternyata nilai-nilai yang ada dalam Joshua oh Joshua itulah yang semestinya dilakukan buat kita kita di zaman yang kian tua ini.
 
 
Err.. maksudku gini lho. Membayangkan betapa nerimannya si Jojo –neriman doesn’t mean not trying to be a better person--, betapa SABARnya ia menghadapi ibu iank kejam, betapa ia masih menyayangi ibu angkatnya itu meskipun udah berkali-kali nyakitin *ngelindungin supaya gak diapa-apain ama ortu aslinya kan?*, 
 
 
Dan yang terpenting..
BETAPA JOJO *dan Jejen ADALAH PARA PELAJAR INDONESIA YANG GIAT BELAJAR. YANG TAK MAU KALAH OLEH KEADAAN. YANG GAK BUTA HARTA BUTA DUNIA
 
 
Ooh, apakah saya idealis?
 
 
Kalo disambung-sambungin enggak mungkin ya, kan itu termasuk hal-hal yang semestinya kta punya…
Pokoknya, kalau ingeet film itu, mungkin kita akan diam-diam malu pada diri sendiri, ketika betapa ‘polos’nya kita dulu, menjadi anak-anak yang lepas, bebas, gak kayak sekarang yang dipenuhi intrik , *gossip be’e..

Finally, kesimpulannya kedua film itu baik betul dan bisa dikonsumsi adek-adek kita yang masih kecil, tetangga-tetangga kita, anak-anak Indonesia… mungkin kalo ditayangin lagi –gappa kan?- akan mengurangi damppak dari tayangan setajam *****, musik iank berlebihan, horror, atau iank amoral.. kan konsumsi tv kita sehari2 gak jauh2 dari itu bukaan?

Yes, those are my opinion,
Bagaimana menurut anda?

semoga bermanfaaatt!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut